Jumat, 14 November 2014

SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF


SIFAT KUALITATIF
            Sifat kualitatif adalah sifat yang dapat dibedakan dengan jelas seperti warna bulu, adak tidaknya tanduk, adanya suatu cacat (kelaianan) atau adanya protein-protein tertentu di dalam darah. Seekor ternak dapat dibedakan secara jelas ada berwarna hitam, putih atau bertanduk dan tidak bertanduk.
            Pada umumnya sifat kualitatif ditentukan ekspresinya oleh satu  pasang sampai dua pasang, walaupun sebernarnya jumlah gen yang mempengaruhi tidak banyak.   Sifat kualitatif kurang bernilai dinbanding sifat kuantitatif, namun beberapa hal penting artinya contoh :
-          Sifat adanya tanduk dan tidak
-          Warna bulu pada kerbau di daerah tertentu misalnya Toraja.
Sifat kualitatif lebih banyak diatur atau ditentukan genotype individu sehingga factor lingkungan tidak atau kecil peranannya.
Contoh adanya kelainan atau sifat tertentu yang dapat timbul karena pengaruh luar seperti, keracunan atau kekurangan zat-zat tertentu dalam makanan.  Gejala yang sama dengan  gejala kelainan genetic dinamakan fenokopi. 
Cara Mengenali Kelainan Genetik
Beberapa yang dapat dilakukan untuk menentukkan apakah kelainan genetic/cacat yang dilaporkan terjadi di suatu kelompok ternak adalah kelainan genetic  adalah sebagai berikut :
1.      Menyelidiki apakah kejadian kelaianan tersebut cukup sering terjadi dalam kelompok atau dikelompok lain disekitarnya.
2.      Menyelidiki apakah kejadian kelaian tersebut terjadi dalam keluarga-keluarga tertentu.  Apakah ternak yang menunjukkan kelaianan adalah anak dari pejantan tertentu.
3.      Menyelidiki apakah kejadian tersebut tidak disebabkan oleh kecelakaan atau kesalahan dalam susunan ransum.
4.      Apakah kejadian tersebut tidak disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu.
5.      Apakah kelaianan juga terjadi pada anak yang lahir , gambaran anatomisnya sesuai dengan yang pernah dilaporkan kepustakaan.
Dari sini dapat disimpulkan kelaian tersebut apakah kelaianan genetic, kejadian tersebut cukup sering terjadi dalam kelompok sekitarnya, atau terjadi dalam keluarga tertentu, tidak karena kecelakaan atau ransum yang kurang lengkap dan bukan pula oleh penyakit tertentu.
            Tindak lanjut yang dianjurkan untuk menghilangkan atau mengurangi kejadian kelaian genetic adalah sebagai berikut :
1.      Menyingkirkan semua pejantan atau induk yang pernah melahirkan anak cacat/mati.
2.      Melakukan seleksi teliti terhadap calon-calon pejantan atau induk untuk kemungkin adanya gen letal atau gen lain yang menyebabkan cacat yang dibawa secara tersembunyi.
Tindakan tersebut harus perlu dilakukan secara terus menerus karena merupakan tindakan pencegahan sekaligus pengurangan frekuensi gen yang menyebabkan kelaianan berangsur berkurang.

SIFAT KUANTITATIF
            Bila dibandingkan dengan sifat kualitatif, maka sifat kuantitatif berbeda dalam beberapa hal :
1.      Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar diantara minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal.  Misalnya sapi perah di Indonesia berproduksi antara 4 sampai 25 liter sehari.
2.      Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasangan gen yang masing-masing dapat berperanan secara aditif, dominan dan epistatik dan bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik) menghasilkan ekspresi fenotipe sebagai sifat kuantitatif tersebut.
3.      Karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang tidak penting, hal terakhir ini jelas dengan sifat kuantatif yang dipengaruhi satu/dua pasang gen.
Karena hal tersebut maka untuk menggambarkan sifat kuantitatif dipakai parameter-parameter seperti rataan dan ragam yang dinyatakan dalam satuan-satuan tertentu seperti liter, kilogram, cm atau butir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar