SIFAT KUALITATIF
Sifat kualitatif adalah sifat yang
dapat dibedakan dengan jelas seperti warna bulu, adak tidaknya tanduk, adanya
suatu cacat (kelaianan) atau adanya protein-protein tertentu di dalam darah.
Seekor ternak dapat dibedakan secara jelas ada berwarna hitam, putih atau
bertanduk dan tidak bertanduk.
Pada umumnya sifat kualitatif ditentukan ekspresinya oleh
satu pasang sampai dua pasang, walaupun
sebernarnya jumlah gen yang mempengaruhi tidak banyak. Sifat kualitatif kurang bernilai dinbanding
sifat kuantitatif, namun beberapa hal penting artinya contoh :
-
Sifat adanya tanduk dan tidak
-
Warna bulu pada kerbau di daerah tertentu misalnya Toraja.
Sifat kualitatif lebih
banyak diatur atau ditentukan genotype individu sehingga factor lingkungan tidak
atau kecil peranannya.
Contoh adanya kelainan
atau sifat tertentu yang dapat timbul karena pengaruh luar seperti, keracunan
atau kekurangan zat-zat tertentu dalam makanan.
Gejala yang sama dengan gejala
kelainan genetic dinamakan fenokopi.
Cara Mengenali Kelainan Genetik
Beberapa yang dapat
dilakukan untuk menentukkan apakah kelainan genetic/cacat yang dilaporkan
terjadi di suatu kelompok ternak adalah kelainan genetic adalah sebagai berikut :
1. Menyelidiki apakah
kejadian kelaianan tersebut cukup sering terjadi dalam kelompok atau dikelompok
lain disekitarnya.
2. Menyelidiki apakah
kejadian kelaian tersebut terjadi dalam keluarga-keluarga tertentu. Apakah ternak yang menunjukkan kelaianan
adalah anak dari pejantan tertentu.
3. Menyelidiki apakah
kejadian tersebut tidak disebabkan oleh kecelakaan atau kesalahan dalam susunan
ransum.
4. Apakah kejadian tersebut
tidak disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu.
5. Apakah kelaianan juga
terjadi pada anak yang lahir , gambaran anatomisnya sesuai dengan yang pernah
dilaporkan kepustakaan.
Dari sini dapat
disimpulkan kelaian tersebut apakah kelaianan genetic, kejadian tersebut cukup
sering terjadi dalam kelompok sekitarnya, atau terjadi dalam keluarga tertentu,
tidak karena kecelakaan atau ransum yang kurang lengkap dan bukan pula oleh
penyakit tertentu.
Tindak lanjut yang dianjurkan untuk menghilangkan atau
mengurangi kejadian kelaian genetic adalah sebagai berikut :
1. Menyingkirkan semua
pejantan atau induk yang pernah melahirkan anak cacat/mati.
2. Melakukan seleksi teliti
terhadap calon-calon pejantan atau induk untuk kemungkin adanya gen letal atau
gen lain yang menyebabkan cacat yang dibawa secara tersembunyi.
Tindakan tersebut harus
perlu dilakukan secara terus menerus karena merupakan tindakan pencegahan
sekaligus pengurangan frekuensi gen yang menyebabkan kelaianan berangsur
berkurang.
Bila dibandingkan dengan sifat kualitatif, maka sifat
kuantitatif berbeda dalam beberapa hal :
1. Keragaman sifat
kuantitatif bersifat kontinyu berkisar diantara minimum dan maksimum dan
menggambarkan suatu distribusi normal.
Misalnya sapi perah di Indonesia berproduksi antara 4 sampai 25 liter
sehari.
2. Sifat kuantitatif
dipengaruhi oleh sejumlah besar pasangan gen yang masing-masing dapat
berperanan secara aditif, dominan dan epistatik dan bersama-sama dengan
pengaruh lingkungan (non-genetik) menghasilkan ekspresi fenotipe sebagai sifat
kuantitatif tersebut.
3. Karena jumlah yang besar
dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang tidak
penting, hal terakhir ini jelas dengan sifat kuantatif yang dipengaruhi
satu/dua pasang gen.
Karena hal tersebut maka
untuk menggambarkan sifat kuantitatif dipakai parameter-parameter seperti
rataan dan ragam yang dinyatakan dalam satuan-satuan tertentu seperti liter,
kilogram, cm atau butir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar